Pages

Minggu, 23 Oktober 2011

Panitia GP Malaysia Kena Denda 15.000 Euro

October 21, 2011
MotoGP Mania – Kecelakaan beruntun yang terjadi pada awal sesi Free Practice 1 (FP1) kelas Moto2 di sirkuit Sepang, Malaysia berbuntut pemberian sangsi terhadap panitia. Race Direction mengganjar penyelenggara Grand Prix Malaysia dengan denda sebesar 15.000 Euro.
Safety Car Moto2 Malaysia 300x199 Panitia GP Malaysia Kena Denda 15.000 EuroHujan yang sempat turun menyebabkan adanya bagian track yang basah. Race Direction menilai marshal bendera tidak mampu memberikan peringatan kepada pembalap sehingga mereka melintasi bagian sirkuit itu dengan kecepatan tinggi. Kecelakaan diantaranya menimpa Jules Cluzel, Bradley Smith dan Marc Marquez.
Berikut adalah terjemahan keputusan Race Direction tersebut:
Pada hari Jumat 21 Oktober pada awal Free Practice (FP1) Moto2 para marshal bendera tidak menunjukkan bendera yang sesuai pada turn 10 dimana track benar-benar basah yang menciptakan situasi sangat berbahaya bagi pembalap, yang merupakan pelanggaran Art. 1.22.1 Regulasi FIM Road World Championship Grand Prix. Berdasarkan artikel 1.6.5.C. Race Direction telah memutuskan untuk memberlakukan denda 15.000 Euro kepada penyelenggara.
Tidak ada banding yang diajukan.
Keputusan Race Direction adalah final. Read more "Panitia GP Malaysia Kena Denda 15.000 Euro..."

Berita Marco Simoncelli Meninggal Kecelakaan Moto GP


Berita Marco Simoncelli Meninggal Kecelakaan Moto GP - Berita duka datang dari arena balap Moto GP. Marco Simoncelli yang merupakan Rider Honda Gressini. Dia mengalami kecelakaan dan akhirnya meninggal setelah dilarikan ke Rumah Sakit.

Seperti berita yang dilansir BBC, Simoncelli meninggal setelah mengalami kecelakaan serius di seri MotoGP Malaysia 2011 di Sirkuit Sepang, Kuala Lumpur, Minggu, 23 Oktober 2011. Dia terjatuh ketika beradu kencang dengan Alvaro Bautista untuk memperebutkan posisi empat.

Pembalap berjuluk Super Sic tersebut kehilangan kendali di tikungan 11 dan langsung terhempas ke lintasan. Nahas, tubuhnya kemudian berbenturan dengan pebalap yang berada di belakang yaitu Colin Edwards, sedangkan Valentino Rossi berhasil menghindari benturan itu.

Edwards dan Rossi sendiri juga sempat terjatuh, namun keduanya masih bisa bangkit. Sementara, Simoncelli yang sudah tidak mengenakan helmet terkapar tak sadarkan diri.

Panitia balapan langsung mengibarkan bendera merah tanda balapan dihentikan. Bahkan, setalah beberapa lama mereka resmi membatalkan perhelatan tersebut dengan alasan tim medis masih fokus menangani Simoncelli.

Simoncelli sendiri langsung dilarikan ke rumah sakit di Kuala Lumpur karena kondisinya kritis. Sayang, langkah itu tetap tidak bisa menyelamatkan nyawa pembalap yang terkenal dengan gaya balapannya yang flamboyan itu. Lihat juga artikel Kronologi Mengingalnya Marco Simoncelli.
Read more "Berita Marco Simoncelli Meninggal Kecelakaan Moto GP..."

Honda Supra X 125, Sok Balon Sabet Podium

Minggu, 23 Oktober 2011 15:19 WIB
Modif Honda Supra X 125 (Jakarta)
 
Aldhika Eka Dharma dari tim Honda Daya Denso Showa NHK Jayadi (HDDSNJ), Jakarta, sabet juara 1 di kelas bebek 125 cc tune-up seeded (MP1) di Honda Racing Championship (HRC) 2011, Jogja. Tunggangannya konstan dan stabil melibas tikungan trek Mandala Krida, Jogja. Kunci sukses Aldhika karena balon di tunggangannya.

Balon yang dimaksud bukan balon yang dipakai buat pembukaan HRC, tapi bola karet gas yang dimaksud ada di suspensi belakang. Sokbreker model tabung berlabel Showa itu dilengkapi balon. Inilah yang bikin Supra X 125 garapan HDDSNJ konstan melibas kelokan.

“Perbedaan jauh dibanding pakai sokbreker belakang sebelumnya. Tenaga mesin akan optimal. Enggak banyak terbuang waktu keluar tikungan,” beber Ahmad Jayadi, pemilik tim yang juga ikut seting pacuan kompetisi HDDSNJ.

Adi, sapaan akrab Ahmad Jayadi, bilang sewaktu menggunakan suspensi model lama masih ada sedikit masalah. “Jangankan keluar tikungan yang mesti buka gas, mau masuk tikungan sudah ada gejala mantul-mantul. Sok yang sekarang enggak begitu,” beber Adi yang juga mantan pembalap nasional papan atas itu.  

Di sinilah perbedaan mendasarnya. Mekanisme rebound dan compression suspensi diatur naik-turunnya balok di dalam tabung. Sedangkan generasi sebelumnya menggunakan piston. “Pembalap bisa membuka gas dan mengatur gerakan motor sesuai keinginan. Percuma tenaga besar dan speed bagus tapi enggak bisa dikendalikan,” urai Adi.  


“Di trek dadakan jauh lebih terasa. Irama tikungannya enggak sekonstan trek permanen, apalagi aspalnya. Tabung yang pakai piston bisa enggak maksimal. Pembalap pun bisa kecapean mengendalikan motor,” ulas Yohanes Martono, Process Engineering PT Showa Indonesia MFG yang terlibat perancangan Showa ini.

Yohanes menyebut tipe sokbreker Showa yang dipakai HRC 72. Pengembangan dari HRC 62. “Perubahan selain pakai balon, stroke lebih panjang. HRC 72 bisa sampai 80 mm, sedangkan HRC 62 bisa sampai 60 mm. Diameter spring lebih kecil dibanding yang lama jadi lebih ringan. Damper HRC 72 dibuat dari alumunium, sedangkan HRC 62 dari besi,” tndas Yohanes.  (motorplus-online.com)

 DATA MODIFIKASI
Ban depan: FDR 90/80-17
Ban belakang: FDR 80/90-17
Karburator: Keihin PE 28
Durasi kem : Isap 274º dan buang 274º
CDI: BRT
Read more "Honda Supra X 125, Sok Balon Sabet Podium..."

Free Blog Templates

PRIMBON

 

hewan pliharaan

Great Morning ©  Copyright by CINTA INFORMASI | Template by cinta informasi | Blog Trick at cinta informasi